TUGAS PENGANTAR BISNIS (FRANCHISE)
Waralaba
Selasa, 24 Oktober 2017
Waralaba (bahasa Inggris:
franchising; bahasa Perancis:
franchise yang aslinya berarti hak atau kebebasan) adalah hak-hak
untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi
pemerintah Indonesia, waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya
diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki
pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak
lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang
dan jasa.
Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah:
Suatu sistem pendistribusian barang
atau jasa
kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba (franchisor) yang memberikan
hak kepada individu atau perusahaan
untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara
yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area
tertentu.
Pemberi waralaba dan penerima
waralaba
Selain pengertian waralaba, perlu
dijelaskan pula apa yang dimaksud dengan pemberi waralaba dan penerima
waralaba.
- Pemberi waralaba (franchisor) adalah badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri khas usaha yang dimilikinya.
- Penerima waralaba (franchisee), adalah badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri khas yang dimiliki pemberi waralaba.
Waralaba di Indonesia
Di Indonesia,
sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer
kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada
tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu
pewaralaba tidak sekadar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk
memproduksi produknya. Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka
persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang
mengikat baik bagi pengwaralaba maupun pewaralaba. Karenanya, kita dapat
melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba
berkembang pesat, misalnya di AS
dan Jepang.
Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia
dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun
1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007
tentang Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain yang mendukung kepastian
hukum dalam format bisnis waralaba adalah sebagai berikut:
- Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha Waralaba.
- Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 tentang Penyelenggaraan Waralaba
- Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.
- Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek.
- Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
Banyak orang masih skeptis dengan
kepastian hukum terutama dalam bidang waralaba di Indonesia. Namun saat ini
kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih baik
dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya payung hukum
yang dapat melindungi bisnis waralaba tersebut. Perkembangan waralaba di
Indonesia, khususnya di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal ini ini
dimungkinkan karena para pengusaha kita yang berkedudukan sebagai penerima
waralaba diwajibkan mengembangkan bisnisnya melalui waralaba master (master
franchise) yang diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk penerima
waralaba lanjutan. Dengan mempergunakan sistem piramida atau
sistem sel, suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus berekspansi. Ada
beberapa asosiasi waralaba di Indonesia antara lain APWINDO (Asosiasi Pengusaha
Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba & License Indonesia), AFI (Asosiasi
Franchise Indonesia). Ada beberapa konsultan waralaba di Indonesia antara lain
IFBM, The Bridge, Hans Consulting, FT Consulting, Ben WarG Consulting, JSI dan
lain-lain. Ada beberapa pameran Waralaba di Indonesia yang secara berkala
mengadakan roadshow diberbagai daerah dan jangkauannya nasional antara lain
International Franchise and Business Concept Expo (Dyandra), Franchise License
Expo Indonesia (Panorama convex), Info Franchise Expo (Neo dan Majalah
Franchise Indonesia).
REFERENSI :
Mengenai Bisnis Waralaba
Bisnis
waralaba (franchise) adalah bisnis saat franchisor (pemberi waralaba)
yang dapat berupa badan usaha atau individu yang memberikan hak untuk
memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas penemuan atau kekayaan intelektual
serta ciri khas usaha miliknya kepada pihak lain.
Dengan kata lain, penerima waralaba (franchisee) mempunyai hak untuk melakukan usaha menggunakan merek dagang (nama dagang) dan menggunakan sistem bisnisnya. Bisnis waralaba mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
Keuntungan Bisnis Waralaba:
Dengan kata lain, penerima waralaba (franchisee) mempunyai hak untuk melakukan usaha menggunakan merek dagang (nama dagang) dan menggunakan sistem bisnisnya. Bisnis waralaba mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
Keuntungan Bisnis Waralaba:
- Bisnis yang telah terbangun dan telah teruji serta realisasi dengan baik dapat membuat Anda terhindar dari kegagalan bisnis.
- Bisnis tersebut sudah dikenal oleh masyarakat sehingga Anda tidak perlu bersusah payah untuk melakukan pemasaran.
- Manajemen finansial yang mudah karena franchisor telah menetapkan sistem-nya dari awal
kerja sama yang telah terbangun (dengan pemasok, pihak pemasaran atau iklan) dan memudahkan franchisee untuk meneruskannya.
- Dukungan beragam yang diberikan oleh franchisor (pelatihan mengenai proses pemasaran, finansial dan tips dalam menjalankan usaha).
Kerugian Bisnis Waralaba:
- Anda memiliki kendali minimal atas bisnis karena sistem yang telah ditentukan dari pertama.
- Ketergantungan pada supplier yang telah ditentukan franchisor walaupun kita mendapatkan pemasok dengan harga yang lebih murah.
- Ketergantungan pada reputasi waralaba lain, jika ada waralaba lain yang melakukan kesalahan hingga merusak reputasi merek dagang franchise tersebut. Hal ini akan berdampak bagi bisnis Anda karena nama dagang yang sama.
- Biaya waralaba yang beragam seperti biaya pembelian merk dagang di awal perjanjian serta biaya lanjutan untuk dukungan dan pelatihan.
REFERENSI :
KFC
Sejarah
KFC (Kentucky Fried Chicken) - KFC (dulu dikenal dengan nama Kentucky Fried
Chicken) adalah suatu merek dagang waralaba dari Yum! Brands, Inc., yang
bermarkas di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Didirikan oleh Col. Harland
Sanders, KFC dikenal terutama karena ayam gorengnya, yang biasa disajikan dalam
"timba" (bucket) dari kertas karton. Col. Sanders mulai menjual ayam
gorengnya pada tahun 1939 di restoran miliknya pada tepi jalan di Corbin,
Kentucky yang selanjutnya pindah ke sebuah motel. Ia menutup usahanya pada
akhir 1940-an sewaktu jalan tol Interstate melalui kotanya. Pada awal 1950-an,
ia mulai berkeliling Amerika Serikat dan bertemu dengan Pete Harman di Salt
Lake City, Utah, dan pada tahun 1952 bersama-sama mendirikan restoran Kentucky
Fried Chicken yang pertama di dunia (restoran pertamanya tidak menggunakan nama
tersebut). Sanders menjual seluruh waralaba KFC pada tahun 1964 senilai 2 juta
USD, yang sejak itu telah dijual kembali sebanyak tiga kali. Pemilik terakhir
adalah PepsiCo, yang menggabungkannya ke dalam divisi perusahaan Tricon Global
Restaurants yang sekarang dikenal sebagai Yum! Brands, Inc. Pada tahun 1997,
Tricon terpisah dari PepsiCo.
Sejarah KFC (Kentucky Fried Chicken)
Pada
usia empat puluh tahun, Colonel Sanders mulai memasak untuk turis di bengkelnya
yg terletak di Corbin, KY. Namun, bukan datang untuk layanan mobil mereka,
ratusan orang mulai datang ke stasiun Kolonel khusus untuk makanan. Jadi ia
memperluas baru-dan-bisnis datang dengan bergerak di seberang jalan ke hotel
dan restoran yang kapasitasnya 142 orang. Saat memasak di sini, Colonel Sanders
menyempurnakan rahasia sebelas campuran bumbu dan rempah-rempah untuk resep
khusus yang masih digunakan sekarang.
Dengan
teknik memasak khusus, Sanders’ station menjadi terkenal dan ia diakui untuk
masakan yang luar biasa oleh Gubernur pada waktu itu, Ruby Laffoon pada tahun
1935 ketika ia membuat Kentucky Kolonel; maka nama Colonel Sanders.Pada tahun
1939, Colonel Sanders 'restoran memenangkan teratas di Duncan Hines
"Adventures in Good Eating."
Setelah
start-up luar biasa pada tahun 1952, Kolonel meyakinkan dirinya selama sisa
hidupnya kepada usaha waralaba ayam. Untuk menyebarkan resepnya yang terkenal,
ia membentang negara di mobilnya dari usaha kecil di Kentucky untuk memasak
dengan ayam untuk pemilik restoran dan karyawannya. Jika mencintai rakyatnya
seperti pelanggan yang lain itu, Kolonel membuat kesepakatan dengan
pembentukan, mengatakan bahwa mereka akan membayar satu sen untuk setiap ayam
mereka dijual di restoran mereka. Begitu banyak restoran setuju bahwa dengan
tahun 1964, Kolonel telah lebih dari enam ratus outlet waralaba di Amerika
Serikat dan Kanada untuk ayam. Juga pada tahun 1964, Colonel Sanders memutuskan
untuk menjual bunga di Amerika Serikat perusahaan untuk perubahan kecil (hanya
US $ 2 juta) untuk faksi kecil investor, seperti John Y. Brown Jr, Gubernur
Kentucky dari tahun 1980 sampai 1984. Namun, Colonel Sanders terus menjadi juru
bicara publik KFC ® dan pada tahun 1976, ia diangkat menjadi kedua di dunia
selebriti paling diidentifikasi oleh survei independen.
Dengan
kelompok baru ini investor melaksanakan Corporation, KFC ® diperluas dan matang
dengan cepat. Corporation terdaftar pada New York Stock Exchange pada 16
Januari 1969, hanya tiga tahun setelah itu pergi publik pada 17 Maret 1966.
Kemudian, setelah perusahaan KFC ® diakuisisi oleh Heublein Inc pada 8 Juli
1971 untuk $ 285 million, perusahaan berkembang menjadi memiliki 3.500 waralaba
dan restoran di seluruh dunia.
Selanjutnya,
Heublein Inc. yang berikutnya diakuisisi oleh RJ Reynolds Industries, Inc
(sekarang RJR Nabisco, Inc) pada tahun 1982, membuat Kentucky Fried Chicken ®
sebuah anak perusahaan dari Reynolds. Setelah itu, pada bulan Oktober tahun
1986, PepsiCo, Inc melakukan pembelian sebesar $ 840 juta dari RJR Nabisco, Inc
Namun,
pada Januari 1997, PepsiCo, Inc mengungkapkan bahwa itu akan membuat KFC ® dan
kecil lainnya restoran cepat - Taco Bell dan Pizza Hut - menjadi perusahaan
restoran independen yang dikenal sebagai Tricon Global Restaurants, Inc
Perusahaan ini juga menyatakan bahwa hal itu akan mengubah nama korporasi Yum!
Brands, Inc dalam bulan Mei 2002. Perusahaan ini, yang sekarang ini memiliki A
& W All-American Food Restoran, KFC, Long John Silvers, Pizza Hut dan Taco
Bell restoran, adalah restoran utama dunia perusahaan dalam hal sistem unit,
memiliki menyesakkan 32.500 unit di lebih dari seratus negara dan wilayah.
Sayangnya, setelah melakukan perjalanan 250 ribu mil setiap tahun mengunjungi
restoran di seluruh dunia, Colonel Sanders meninggal karena leukemia pada 16
Desember 1980 pada usia sembilan puluh tahun.Yang cukup menarik, perusahaan
global yg sangat besar ini, semua dimulai dengan hanya pria berumur enam puluh
lima tahun dan seekor ayam.
Sejarah Masuknya KFC ke Indonesia
PT
Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia,
didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang
memperoleh waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran
pertamanya pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan telah
memperoleh sukses. Kesuksesan outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan
outlet-outlet selanjutnya di Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke
kota-kota besar lain di Indonesia, antara lain Bandung, Semarang, Surabaya,
Medan, Makassar, dan Manado. Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan
merek menjadikan KFC sebagai bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan
dominan di Indonesia.
Bergabungnya
Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan pengembangan
Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai emiten di
Bursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya.
Kepemilikan saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian
43,8% kepada PT Gelael Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepada PT Megah
Eraraharja dari Salim Group; sementara saham minoritas (20,4%) didistribusikan
kepada Publik dan Koperasi. Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari Yum!
Restaurants International (YRI), sebuah badan usaha milik Yum! Brands Inc.,
yaitu sebuah perusahaan publik di Amerika Serikat yang juga pemilik waralaba
dari empat merek ternama lainnya, yakni Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long
John Silvers. Lima merek yang bernaung dibawah satu kepemilikan yang sama ini
telah memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food chain terbesar dan terbaik
di dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama, sehingga
memastikan kepemimpinannya dalam bisnis multi-branding. Untuk kategori produk
daging ayam cepat saji, KFC tak terkalahkan.
Jenis Usaha KFC
PT.
Fastfood Indonesia Tbk. merupakan perusahaan dari pemilik KFC di Indonesia. KFC
sendiri merupakan perusahaan fast food pertama di Indonesia yang menggunakan
sistem waralaba. KFC didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 di Indonesia,
Gelael Group sendiri adalah pihak pertama yang memperoleh waralaba pertama di
Indonesia. Perseroan ini mulai beroperasi pertama kali pada bulan Oktober tahun
1979 di Jalan Melawi Jakarta. Seiring dengan berjalanya waktu perusahaan ini
berkembang dengan sangat cepat dan akhirnya mencapai kesuksesan.
Kemudian, kesuksesan outlet KFC pertama ini diikuti dengan pembukaan outlet-outlet lain di Jakarta hingga mengalami perluasan area hingga keseluruh kota di Indonesia beberapa diantaranya adalah Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Manado, Medan, Makasar. Keberhasilan yang terus-menerus diraih oleh perusahaan ini dari pengembangan merek dan menjadikan KFC sebagai bisnis restoran waralaba yang dikenal oleh kalangan masyarakat di Indonesia.
Dengan bergabungnya Salim Group pada tahun 1990 sebagai pemegang saham utama KFC, telah meningkatkan pengembangan Perseroan ini. Dan pada tahun 1993 telah terdaftar sebagai Bursa Efek Jakarta. Kepemilikan saham pada saat itu mencapai 79,6% dengan pendistribusian 43,8% kepada PT. Gelael Pratam dari Gelael Group, selain itu juga sebesar 35,8% kepada PT. Megah Eraraharja dari Salim Group.
Kemudian, kesuksesan outlet KFC pertama ini diikuti dengan pembukaan outlet-outlet lain di Jakarta hingga mengalami perluasan area hingga keseluruh kota di Indonesia beberapa diantaranya adalah Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Manado, Medan, Makasar. Keberhasilan yang terus-menerus diraih oleh perusahaan ini dari pengembangan merek dan menjadikan KFC sebagai bisnis restoran waralaba yang dikenal oleh kalangan masyarakat di Indonesia.
Dengan bergabungnya Salim Group pada tahun 1990 sebagai pemegang saham utama KFC, telah meningkatkan pengembangan Perseroan ini. Dan pada tahun 1993 telah terdaftar sebagai Bursa Efek Jakarta. Kepemilikan saham pada saat itu mencapai 79,6% dengan pendistribusian 43,8% kepada PT. Gelael Pratam dari Gelael Group, selain itu juga sebesar 35,8% kepada PT. Megah Eraraharja dari Salim Group.
Perkembangan KFC di
Indonesia
Setelah 28 tahun Restoran ini berdiri mengalami
keberhasilan dalam membangun pertumbuhan. Sehingga pada saat itu KFC
berkedudukan sebagai pemimpin restoran makanan cepat saji di Indonesia. Tidak
diragukan lagi, seiring dengan bejalanya waktu, Perseroan ini mampu memperluas
area hingga ke Kabupaten dan Kota-Kota lain di Indonesia. Pada tahun 2007 KFC
memiliki otulet berjumlah 307 outlet yang memperkarjakan kurang lebih 11.840
karyawan dengan hasil penjualan tahuna sebesar 1,590 triliun.
Produk unggulan dari restoran ini adalah Colonel's Original Recipe dan Hot & Crispy. produk ini merupakan produk ayam goreng terlezat dari survei berbagai konsumen di Indonesia. Produk Unggula lainya adalah Colonel Burger, Crispy Strips, Twister, dan yang baru saja diluncurkan adalah Colonel Yakiniku, Perkedel, Nasi Salad, dan Sup KFC. Sebaagai sistem promosi dari restoran, KFC meluncurkan produk "Goceng" yaitu produk dengan harga 5.000.
Untuk bersaing di pangsa pasar makanan Fast Food yang ada di Indonesia. Perseroan melakukan monitoring pasar dan mengevaluasi berbagai masukan dari konssumen untuk meningkatkan kualitas produk, pelayan, dan fasilitas yang ada di KFC sendiri. Semua informasi yang didapatkan Brand Image Tracking Study (BITS) dan Champs Management System, yang dilakukan oleh perusahaan survei Independence.
Produk unggulan dari restoran ini adalah Colonel's Original Recipe dan Hot & Crispy. produk ini merupakan produk ayam goreng terlezat dari survei berbagai konsumen di Indonesia. Produk Unggula lainya adalah Colonel Burger, Crispy Strips, Twister, dan yang baru saja diluncurkan adalah Colonel Yakiniku, Perkedel, Nasi Salad, dan Sup KFC. Sebaagai sistem promosi dari restoran, KFC meluncurkan produk "Goceng" yaitu produk dengan harga 5.000.
Untuk bersaing di pangsa pasar makanan Fast Food yang ada di Indonesia. Perseroan melakukan monitoring pasar dan mengevaluasi berbagai masukan dari konssumen untuk meningkatkan kualitas produk, pelayan, dan fasilitas yang ada di KFC sendiri. Semua informasi yang didapatkan Brand Image Tracking Study (BITS) dan Champs Management System, yang dilakukan oleh perusahaan survei Independence.
KFC Genjot Pendapatan Rp 3 triliun
Jakarta
- PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) pemilik merek waralaba Kentucky Fried
Chicken (KFC) menargetkan bisa mengoperasikan hingga 400 outlet sampai akhir
tahun 2010. Perseroan berencana tetap menambah 30-40 outlet dari total outlet
di seluruh Indonesia saat ini yang mencapai 370 outlet.
"Kita
rencananya penjualan sampai Rp 3 trilun sampai akhir tahun ini,\\\" kata
General Manager Business Development PT Fast Food Indonesia Tbk Gandhi Lie saat
ditemui disela-sela acara Frestea-KFC Jakarta Fun Back to Green, di Senayan,
Jakarta, Minggu (2\/5\/2010)
Ia
mengatakan pangsa pasar Indonesia masih sangat luar biasa bagi makanan cepat
saji karena ditopang oleh pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Produk makanan
ayam dan nasi masih menjadi kegemaran masyarakat Indonesia. Gandhi menuturkan
untuk mempertahankan posisi pemimpin pasar di segmen ini, perseroan terus
melakukan inovasi dengan melakukan pengembangan produk-produk.
"Sampai
tahun 2010 ini tetap membangun outlet dan renovasi, rencananya tahun ini 30-40
store, di-maping sekitar 50 store belum ada perubahan, kita konsisten pangsa
pasarnya masih ada," katanya
Target
penambahan 30-40 gerai pada tahun ini, lanjut Gandhi, merupakan ekspansi yang
cukup tinggi dibandingkan dengan pesaing lainnya yang hanya berekspansi 10-12
outlet per tahun.
"Ya
akan tumbuh terus karena bangsa Indonesia suka makan ayam dan nasi. Untuk
inovasi kita ada inovasi pada produk-produk, bukan hanya SDM dan produk, KFC
coffee kita kembangkan," terangnya
Ia
menuturkan kinerja KFC Indonesia menjadi salah satu yang terbaik diantara KFC
lainnya di Dunia, bahkan secara kinerja menempati posisi kedua setelah KFC
China.
Pada
tahun 2009 lalu KFC mampu membukukan penjualan hingga Rp 2,454 triliun, dengan
perolehan laba bersih mencapai Rp
181,996 miliar.
REFERENSI :
Komentar
Posting Komentar